Kamis, 31 Oktober 2013

dalam diamku.....

Tuhan.... aku mengerti, perpisahan ini adalah yang terbaik untukku. Aku paham, engkau telah mempersiapkan hal- hal indah untukku setelah kepergiannya. Tuhan, aku juga mengerti bahwa dia akan dengan mudahnya menemukan orang lain yang bisa menjadi adeknya, entah yang lebih baik atau lebih buruk dariku. Aku tak mau tau, yang harus aku lakukan hanya aku harus ikut bahagia mendengar itu. Ya aku akui, pedih memang. Bagaimana tidak, dia meninggalkanku tanpa alasan yang jelas, tanpa kutau apa salahku sehingga dia meninggalkanku seperti ini..

Tapi aku mohon Tuhan, jangan Engkau biarkan dia merasakan rasa sakit yang kurasakan jika aku teringat akan sosoknya itu. Aku tak pernah tega jikalau dia terluka, sama seperti luka yang pernah dia buat untukku. Aku hanya ingin melihatnya bahagia, dengan atau tanpa diriku.

Tuhan... aku tak habis pikir, kenapa aku tak pernah menyadari kode yang dia berikan ketika dia ingin meninggalkanku. Mulai dengan volume sms yang mulai jarang ia kirimkan kepadaku, sampai akhirnya dia tak pernah memberi kabar padaku. Mungkin aku masih terlalu bodoh untuk mengetahui semua kode darinya. Dia meninggalkanku perlahan, perlahan tapi pasti. Mungkin dia melakukan itu agar aku tak terlalu merasakan sakit, tapi kamu salah kak. Itu semua justru membuatku sangat sakit. Aku kehilanganmu disaat aku benar- benar merasa bahagia memiliki seorang kakak sepertimu.

Tuhan, pernah aku berfikir untuk kembali ke masa kanak kanakku. Agar aku tak pernah merasa kehilanganmu, dan tak perlu menagisi sebuah perpisahan ini. Sepertinya dunia akan begitu indah jika tanpa rasa sakit karna kehilangan.

Tuhan... kini aku tak pernah tahu, bagaimana kabarnya, dia sedang apa, dia sudah makan atau belum. Tapi aku sadar, aku tak perlu mengurusi semua itu lagi, toh dia juga tak butuh aku lagi. Telah banyak orang yang menyayanginya yang akan mengingatkannya tentang hal itu. 

Tuhan, kembali lagi, dia yang jauh disana masih akan tetap kusebut dalam doaku. Dan aku hanya ingin memohon kepada-Mu agar dia segera lepas dari alkohol dan rokok yang selama ini menggerogoti hidupnya. Aku tak mau melihatnya sakit tuhan. Aku hanya ingin melihatnya bahagia, dengan senyum yang terkembang selalu di bibirnya. Itu sangat cukup bagiku. 

Dan satu hal lagi, semoga engkau masih mengingatku, minimal masih ingat bahwa aku pernah menjadi adekmu. Aku sangat bahagia akan hal itu :) -still miss you kak-

0 komentar:

Posting Komentar